Bentuknya menyerupai fosil keong. Yang terbaik
adalah yang berwarna hitam gelap. Mustika keong buntet yang berwarna hitam
gelap banyak yang bisa untuk kekebalan tubuh dan banyak yang memiliki wibawa
kegaiban tinggi menyerupai keris tindih. Secara umum mustika keong buntet
memiliki kekuatan gaib lebih tinggi daripada Mustika Merah Delima, bahkan bisa
sampai puluhan kalinya, tergantung pada sosok gaib yang bersemayam di dalamnya,
tetapi kekuatan tuahnya sebagai jimat, apakah sampai bisa digunakan untuk jimat
kekebalan, tergantung pada karakter sosok gaib di dalamnya dan kesempurnaan
pemrosesan penarikan gaibnya.
Gaib di dalam mustika keong buntet bila sudah
cocok dengan manusia pemiliknya atau pembawanya, akan menyelaraskan dirinya dan
membantu setiap usaha / aktivitas yang dilakukan oleh orang pemiliknya. Apalagi
bila orang tersebut dapat mengsugesti khodam gaib tersebut untuk membantunya. Secara fisiknya, mustika keong buntet memang
adalah sebuah batu yang bentuknya menyerupai keong. Tetapi kegaiban batu itulah
yang menjadikannya sebuah mustika dan kegaiban itu pula yang membedakannya
dengan batu fosil lainnya.
Kemudian cangkang itu terisi oleh tanah, pasir,
endapan lumpur, dsb, menggantikan tubuh keongnya yang sudah membusuk. Aura
energi bekas kehidupan di dalamnya mengundang datangnya sesosok mahluk halus,
biasanya bangsa jin, yang merasa cocok untuk tinggal di dalamnya. Kondisi
membatunya keong terjadi melalui proses ratusan tahun. Keberadaan energi mahluk
gaib di dalamnya ikut mempercepat proses penuaan batunya.
Seiring berjalannya waktu, cangkangnya menjadi
semakin rapuh dan mungkin kemudian pecah tidak tampak lagi, sedangkan tanah /
endapan di dalam cangkang itu mengeras dan membatu mengikuti bentuk
cangkangnya. Jadi sebenarnya tidak tepat menyebut keong buntet adalah batu
fosil, karena keong buntet itu adalah tanah yang membatu mengikuti bentuk
cangkang keong, bukan tubuh keong yang membatu. Tetapi istilah fosil itu cukup
berguna untuk menjelaskan asal-usul keong buntet.
Kebanyakan khodam gaib dari mustika keong buntet
adalah dari jenis bangsa jin golongan putih. Sesuai tingkat kualitasnya
masing-masing, mustika keong buntet ada yang dapat untuk kekuatan tubuh dan
pukulan, perisai gaib, kewibawaan, keselamatan dan kekebalan.
1. Keong buntet yang berwarna putih dan kuning,
sosok gaibnya berwatak halus, memancarkan aura
pengasihan, kerejekian dan kesepuhan.
2. Yang berwarna coklat wataknya ada di
tengah-tengah antara yang kuning dan yang hitam.
3. Keong buntet yang berwarna hitam legam, keras
dan padat, adalah yang terbaik, biasanya sosok
gaibnya
berwatak keras. Cocok untuk jimat kesaktian, kekebalan dan wibawa.Biasanya
sosok
gaibnya
seperti manusia kekar bertelanjang dada dan berkepala botak, berwatak keras dan
lebih
berpotensi untuk menjadi jimat kekebalan. Banyak yang wataknya keras dan
berwibawa, sehingga
sifat
wataknya serupa dengan sifat watak keris tindih, mampu meredam gangguan gaib
dari jimat,
pusaka
atau dari mahluk-mahluk gaib di sekitarnya.
Secara umum mustika keong buntet memiliki banyak
tuah dan dapat dimanfaatkan untuk kerejekian, penglaris dagangan, pengasihan,
pengobatan gaib dan banyak macam kegaiban lain sesuai yang diinginkan oleh
pemiliknya (banyak fungsinya tergantung kemampuan sugesti pemakainya).
Ada jenis mustika lain yang penamaannya mirip
dengan keong buntet, yaitu yang disebut Kul Buntet. Penamaan Kul Buntet
ditujukan untuk fosil keong / kerang laut. Fisiknya menyerupai kulit kerang
dengan bentuk setengah bola (bagian bawahnya datar) berwarna putih halus
mengkilap, kebanyakan di bagian kulit atasnya ada garis / corak melingkar ke
dalam dengan warna lain.Di bagian bawahnya juga ada garis atau lekukan
berbentuk melingkar ke dalam. Bagian dalam fosil ini padat berisi endapan
sejenis batu kapur atau batu karang. Kebanyakan isi gaibnya adalah dari jenis
khodam mustika, jenis tersendiri, bukan bangsa jin.
Secara fisiknya, kualitas kul buntet yang paling
baik adalah yang fisiknya dominan berwarna putih mengkilap. Biasanya sosok
gaibnya seperti manusia bertelanjang dada dan berkepala botak, berwatak keras
dan lebih berpotensi untuk menjadi jimat kekebalan.
Ada lagi yang disebut Batu Kijing, bentuknya
seperti fosil kerang air tawar
Ada juga mustika lain yang disebut Batu Puser
Bumi. Fisiknya seperti batu kali berwarna coklat gelap kehitaman, berbentuk
bulat agak gepeng. Biasanya ukurannya sebesar kelereng. Di bagian yang agak
gepeng itu ada gambar garis yang melingkar ke dalam. Isi gaibnya biasanya
adalah bangsa jin golongan putih.
Secara fisiknya, kualitas batu puser bumi yang
paling baik adalah yang fisiknya dominan berwarna gelap atau hitam. Biasanya
sosok gaibnya seperti manusia kekar bertelanjang dada dan berkepala botak,
berwatak keras dan lebih berpotensi untuk menjadi jimat kekebalan.
Keempat jenis mustika itu, yaitu Mustika Keong
Buntet, Kijing, Kul Buntet dan Puser Bumi, biasanya kekuatan gaibnya jauh di
atas mustika merah delima, bisa puluhan kalinya, tetapi yang dapat untuk jimat
kekebalan sangat ditentukan oleh kekerasan watak sosok khodamnya (sesuai
kualitasnya masing-masing), yang kekerasan watak khodamnya mirip dengan khodam
mustika Wesi Kuning.
Sebagian mustika-mustika itu khodamnya ada yang
keluar mendampingi manusia pemiliknya untuk memberikan penjagaan gaib, biasanya
adalah yang sosoknya seperti bapak-bapak berjubah putih.
Sebagian lagi ada yang tetap berdiam di dalam
batunya. Khodamnya ada yang seperti bapak-bapak berjubah, ada juga yang seperti
manusia kekar bertelanjang dada. Kekerasan watak khodamnya lebih daripada yang
untuk penjagaan gaib, berfungsi sbg jimat kekuatan berkelahi dan bisa untuk
tahan pukul. Khodam yang sosoknya seperti manusia kekar bertelanjang dada
perwatakannya paling keras, lebih berpotensi untuk menjadi jimat kekebalan.
Mustika Keong Buntet, Kijing, Kul Buntet dan Puser
Bumi sifat perwatakan khodam gaibnya sejenis, yaitu keras dan berwibawa, dan
tuah / fungsinya sejenis. Jika anda memilikinya, janganlah menganggapnya sama
dengan benda gaib lain yang hanya memberikan fungsi tertentu saja, seperti
khusus untuk pengasihan, dsb. Benda-benda itu bersifat multi fungsi, tuahnya
akan mengikuti sugesti pemiliknya. Jadi pemiliknya juga harus mempelajari
cara-cara memberikan sugesti, misalnya seperti contoh yang sudah dituliskan
dalam tulisan berjudul Ilmu Tayuh / Menayuh Keris, atau berinteraksi dengan
cara kontak rasa. Tetapi yang bisa untuk kekebalan (bisa dites untuk kekebalan)
sebaiknya jangan disugestikan untuk memberikan tuah / fungsi lain, supaya tuah
kekebalannya tidak berubah / luntur.